Sabtu, 28 April 2012

kisah al qoma

Al Kisah
Konon dikisahkan bahwa pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ada seorang pemuda yang bernama Alqomah. Dia seorang pemuda yang giat beribadah, rajin sholat, banyak puasa dan suka bershodaqoh. Suatu hari dia sakit keras, maka istrinya mengirim utusan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk meberitahukan kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam tentang keadaan Alqomah. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian mengutus Ammar bin Yasir, Shuhaib ar Rumi dan Bilal bin Robah radhiyallahu ‘anhum untuk melihat keadaannya. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pergilah kerumah Alqomah dan talqinlah untuk menguncapkan Laa ilaha Illallah.” Akhirnya mereka berangkat kerumahnya, ternyata pada saat itu Alqomah sudah dalam keadaan naza’, maka segeralah mereka mentalqinnya, namun ternyata lisan Alqomah tidak bisa mengucapkan Laa Ilaha Illallah.Langsung saja mereka laporkan kejadian ini pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bertanya,”Apakah dia masih mempunyai kedua orang tua?” Ada yang menjawab,”Ada, wahai Rasulullah, dia masih mempunyai seorang ibu yang sudah tua renta.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengirim utusan untuk menemuinya, dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berpesan kepada utusan tersebut,”Katakan kepada ibunya Alqomah, jika dia masih mampu untuk berjalan menemui Rasulullah, maka datanglah, namun jika tidak, maka biarlah Rasulullah yang datang menemuinya.” Tatkala utusan itu sampai ketempat ibunya Alqomah, dan pesan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam telah disampaikan, maka dia berkata,”Sayalah yang lebih berhak untuk mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” Maka dia pun memakai tongkat dan berjalan mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sesampainya dirumah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, maka dia mengucapkan salam dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun menjawab salamnya, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Wahai ibu Alqomah, jawablah pertanyaanku dengan jujur. Sebab jika engkau berbohong maka akan datang wahyu dari Allah azza wa jalla yang akan memberitahukan (hal itu) kepadaku. Bagaimana sebenarnya keadaan putramu Alqomah?” maka sang ibu menjawab,”Wahai Rasulullah, dia rajin  mengerjakan shalat, banyak puasa, dan senang bersedekah.” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya,”Lalu bagaimana perasaanmu terhadapnya?” Dia menjawab,”Saya marah kepadanya wahai Rasulullah.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya lagi, “Kenapa?” Dia menjawab,”Wahai Rasulullah, dia lebih mengutamakan istrinya dibandingkan saya, dan dia pun durhaka kepadaku.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Sesungguhnya kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan Alqomah sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat.” Kemudian beliau bersabda,”Wahai Bilal, pergilah dan kumpulkan kayu bakar yang banyak.” Si Ibu bertanya,”Wahai Rasulullah, apa yang akan engkau lakukan.” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab,”Saya akan membakarnya dihadapanmu.” Dia menjawab,”Wahai Rasulullah, saya tidak tahan apabila engkau membakar anakku dihadapanku.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab,”Wahai ibu Alqomah, sesungguhnya adzab Allah azza wa jalla lebih pedih dan lama. Kalau engkau ingin agar Allah azza wa jalla mengampuninya, maka relakanlah anakmu Alqomah. Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, sholat, puasa, dan sedekahnya tidak akan memberinya manfaat sedikitpun selagi engkau masih marah kepadanya.” Lantas sang ibu ini berkata,”Wahai Rasulullah, Allah azza wa jalla sebagai saksi, serta semua kaum muslimin yang hadir saat ini, bahwa saya telah ridho kepada anakku Alqomah.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun berkata kepada Bilal radhiyallahu ‘anhu,”Wahai Bilal, pergilah kepadanya dan lihatlah apakah Alqomah sudah bisa mengucapkan syahadat ataukah belum. Barangkali ibu Alqomah mengucapkan sesuatu yang bukan berasal dari hatinya, atau barangkali dia hanya malu kepadaku.” Bilal pun berangkat, dan ternyata dia mendengar Alqomah dari dalam rumah mengucapkan Laa Ilaha Illallah. Maka Bilal masuk dan berkata,”Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kemarahan ibu Alqomah telah menghalangi lisannya sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat, dan ridhonya telah menjadikannya mampu mengucapkan.” Dan akhirnya Alqomah meninggal dunia saat itu juga. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihatnya dan memerintahkan agar dia dimandikan lalu dikafani, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mensholatinya dan menguburkannya, dan didekat kuburan itu beliau bersabda,”Wahai sekalian kaum Muhajirin dan Anshor, barangsiapa yang melebihkan istrinya daripada ibunya, maka dia akan mendapatkan laknat dari Allah azza wa jalla, para malaikat, dan seluruh manusia. Allah azza wa jalla tidak akan menerima amalannya sedikitpun kecuali kalau dia mau bertaubat, dan berbuat baik kepada ibunya, serta meminta keridhoannya, karena ridho Allah azza wa jalla tergantung pada ridhonya dan kemarahan Allah azza wa jalla tergantung pada kemarahananya.”
Kemasyhuran Kisah Ini
Kisah ini dengan perincian peristiwanya di atas sangat masyhur di kalangan kaum muslimin. Para penceramah selalu menyebutkan ketika berbicara tentang durhaka kepada kedua orang tuanya. Bahkan sepertinya, jarang sekali kaum muslimin yang tidak mengenal kisah ini. Dan yang semakin membuatnya masyhur adalah bahwa kisah ini terdapat dalam kitab al Kabair yang disandarkan kepada al Hafidz adz Dzahabi rahimahullah. Padahal kitab al Kabair yang terdapat kisah ini, bukanlah tulisan Imam adz Dzahabi rahimahullah, sebagaimana hal ini dijelaskan oleh Syaikh Masyhur Hasan Salman rahimahullah dalam kitab beliau Kutubun Hadzara Minha Ulama, juga dalam muqoddimah kitab adz Dzahabi rahimahullah yang sebenarnya.
Kisah ini juga terdapat dalam kitab-kitab yang membicarakan tentang kewajiban berbuat baik kepada kedua orang tua. Namun itu semua tidaklah dapat menjadi jaminan bahwa kisah ini shohih.

USIA

Manusia sebelum dilahirkan didunia ini, saat berada didalam kandungan ibu, telah ditentukan umurnya sampai kapan oleh Allah SWT dan manusia mengetahuinya. Ketika setelah manusia dilahirkan, manusia tidak mengetahui umurnya itu sampai kapan didunia ini dan yang mengetahuinya hanya Allah.


Saat hidup di dunia, lebih baik manusia menggunakan kesempatan hidupnya untuk melakukan perbuatan yang baik, terpuji, bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain serta yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Segala perbuatan manusia dicatat oleh malaikat Rakib dan Atid selama hidup di dunia. Baik itu dilakukan dihadapan banyak orang maupun tertutup. misalnya dia beramal dihadapan hal layak dengan ucapan ikhlas, tetapi dihatinya ia ingin dipuji orang-orang dan berpacaran ditempat gelap pun Allah mengetahuinya dan malaikatpun mengetahuinya dan mencatat yang diperbuat.


Pada zaman saat ini, banyak orang-orang yang menggunakan usianya untuk meraih kenikmatan dunia saja, tidak menggunakan usianya seimbang antara dunia dan akhirat. pada ayat ini di jelaskan :


وَلَتَجِدَنَّہُمۡ أَحۡرَصَ ٱلنَّاسِ عَلَىٰ حَيَوٰةٍ۬ وَمِنَ ٱلَّذِينَ أَشۡرَكُواْ‌ۚ يَوَدُّ أَحَدُهُمۡ لَوۡ يُعَمَّرُ أَلۡفَ سَنَةٍ۬ وَمَا هُوَ بِمُزَحۡزِحِهِۦ مِنَ ٱلۡعَذَابِ أَن يُعَمَّرَ‌ۗ وَٱللَّهُ بَصِيرُۢ بِمَا يَعۡمَلُونَ (٩٦



Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan [di dunia], bahkan [lebih loba lagi] dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (96) (Al Baqarah : 96)


Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah akan mendapati atau melihat para manusia berlomba-lomba pada kehidupan di dunia dan bahkan mereka menginginnkan umur seribu tahun untuk dapat menikmati kehidupan dunia yang hanya sementara dan  walau umur panjang yang ereka peroleh tidak akan menjauhkan mereka dari siksa Allah AWT  atas perbuatan mereka yang hanya memikirkan kehidupan dunia saj.

Jumat, 20 April 2012

Pemimpin

Allah SWT mengutus nabi Adam AS sbg Khalifah pertama atau pemimpin pertama di muka bumi ini dan semua makhluk harus patuh pada nabi Adam. nabi Adam AS diutus sebagai khalifah karena dia adalah manusia dan makhluk sempurna yang diciptakan oleh Allah. Allah lebih memilih nabi adam sebagai pemimpin dibandingkan Malaikat atau makhluk Allah yang lain karena manusia memiliki akal, pikiran, iman, dan hawa nafsu, sedangkan malaikat tidak memiliki hawa nafsu yang membuat dia selalu mentaati segala perintah Allah SWT. Karena syaitan tidak menerima keputusan Allah, maka ia mengekang perintah Allah dan selalu menggoda manusia dalam hal apapun, termasuk memimpin suatu kaum atau kelompok dalam hal kebaikan.

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW sbg Nabi dan Rasul terakhir, terdapatlah Khulafaur Rasyidin (KR). KR merupakan pemimpin yang menggantikan Rasulullah dalam hal kenegaraan, bukan sebagai Nabi. Setelah para KR wafat, maka di gantikan oleh khalifah dari kaum bani Umayyah dan seterusnya.

Setelah para khalifah wafat dan zaman mulai berganti, pemimpin suatu negara menjadi kaisar, raja, perdana mentri atau presiden. dizaman saat ini (abad 21) sebuah kelompok pasti membutuhkan seorang pemimpin. Baik kelompok Besar maupun kecil. Pemimpin merupakan seorang sosok yang mampu membimbing, membantu, mengarahkan ke arah yang lebih baik dan memikul beban berat pada dirinya atas kelompok yang ia pimpin. Suatu kelompok ataupun individu seperti wanita tanpa adanya seorang pemimpin yang arif, bijaksana, baik dan berbudi luhur akan membuat diri mereka tanpa arah yang jelas, walaupun ada Allah SWT. Pemimpin di akhirat nanti akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah atas yang ia pimpin, walau itu hanya sebuah keluarga saja. apabila ia memimmpin dengan baik, insya Allah akan dimudah kan dalam dipertanyakan atas kepemimpinannya. Namun, apabila apabila ia memimpin dengan buruk sehingga kaum.kelompok yang ia pimpin jatuh dalam keburukan, maka akan sulit ia dalam pertanggung jawaban tindakannya di dunia.

Maka sebab itu, hargailah seorang pemimpin itu, janganlah menjatuhkan ia dengan kekurangannya. Dan apabila pemimpin itu kemampuannya kurang dari pada orang yang ia pimpin, hargai lah jangan mengolok-oloknya karena tanpa pemimpin takkan tahu kemana kelompok itu akan di bawa.

ciri pemimpin yang baik menurut saya :
1. Baik Akhlaknya
2. Pintar akalnya
3. Bijaksana
4. Beriman Kepada Allah SWT/Tuhan
5. Kuat Imannya atas Ujian yang diberi
6. Tidak sombong dan tetap rendah hati kepada sesama manusia walau ia hanya orang sederhana

TWITTER

Menu

MY SELF

Aku adalah seorang laki-laki biasa, yang masih banyak memiliki kekurangan. saat ini yang ku inginkan hanya membahagiakan orang tua ku dan membuktikan kepada seseorang bahwa diri ku ini dapat maju dan menjadi orang sukses yang tetap beriman kjepada Allah SWT. Aku hanya ingin mendapatkan jodoh yang di ridhai Allah dan orang tua ku dan bisa menerima ku apa adanya dan mendampingi ku selalu selama itu masih beriman.